Tidak terdefinisi kalimat,tapi terdefinisi angan. Tidak
terlihat kasat mata,tapi terlihat logika. Tidak menjelma nyata,tapi teraba
jiwa. Tidak tertuang kata,tapi tertuang dalam rasa. Iya itu seperti definisi
perasa. Perasa yang seolah tau akan sebuah rasa,tapi tidak tau akan dibawa
kemana angan-angannya. Tau akan kembali semula,tapi tidak tau waktu jangka
kembalinya. Kadang terengah sedikit. Ini berarti terlalu,terlalu merasakan. Padahal
yang banyak orang tau,sesuatu yang terlalu atau berlebihan itu tidak pernah
baik. Bukan semata-mata menyalahkan perasaan,tapi hati juga tidak akan
segalanya bisa membenarkan semuanya. Logika,akal,otak dan kadang semua itu bisa menjadi penyeimbang. Bukan selalu,tapi
jarang untuk selalu benar. Hati kecil memang patut untuk didengarkan,tapi tidak
selalu untuk dibenarkan. Kata hati mempunyai sifat yang abstrak,tidak terlihat
tapi mempunyai makna. Tidak berwarna tapi mempunyai arti nyata. Tidak selamanya
yang terlihat kasat mata akan selalu terlihat baik, sebenarnya sesuatu yang
indah itu terkadang sesuatu yang tidak terlihat,namun bisa dirasakan. Tidak selalu
bisa untuk bersandar,ketika akal dan fikiran bisa menjauh dari angan. Seolah-olah
merubah individu menjadi bagian yang berkeping entah akan terbang oleh angin
atau akan tertiup individu lainnya. Bukan berarti akan selalu merasa,dan tidak
juga kehilangan rasa. Melainkan bisa lebih cepat menangkap makna,ketika yang
lainnya belum dapat mengerti apa maksudnya. Kadang lebih banyak yang tidak
ingin merasakan,daripada merasakan. Semua tinggal dan pergi itu mempunyai
alasan,bukan semata-mata hanya langsung menjejaki kemudian pergi ke tempat lain
hanya untuk mencari kesenangan tersendiri. Jangan membuat diri selalu menjadi
individu yang perasa. Terkadang, itu akan membuatmu tak tau tempatmu berada
sekarang. Yang terpenting itu bukan
dimana posisi yang sekarang, tapi kemana akan pergi dari tempat yang sekarang.
No comments:
Post a Comment