Friday 22 February 2013

Semua Itu Punya Waktu, Yakin Aja


Berharap setiap harinya menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Melalui setiap waktu dengan menentukan jalannya sendiri. Rasanya hari makin hari bukan hanya senang, tetapi sedih juga merembet perlahan dengan terang. Seperti terlihat jikalau sedih itu matahari, mungkin senang itu hujan. Untuk mencapai tujuan yang baik, berarti keduanya harus berjalan beriringan dan seimbang agar dapat meghasilkan pelangi nan indah seperti harapan yang terlapis sulit ditempuh saat jatuh bangun harus menemani. Terukir jelas, keinginan seperti ini masih terlihat (mungkin) semu. Terlalu abu dan seperti warna putih yang berada di hitam pekatnya warna. Untuk berfikir saja kadang tidak bisa sepenuhnya bisa terfokus pada satu hal. Tertuang dalam hati, kadang sesak pun bisa terasa saat waktu banyak terbuang dan penyesalan menjadi kebiasaan. Semua menjadi terlihat pilihan dilema yang tak bertuan hingga akarnya. Terkadang banyak pertanyaan yang ingin mencari tau jawabannya dalam diri, tapi tak semua terjawab lepas dan sesuai maksud hati. Terkadang hati mempunyai berbagai macam mood yang mungkin jika secara nyata kita menyebutnya hati sedang tidak dalam keadaannya (baik). Serasa ingin lenyap, hilang, jauh dan pergi asal tidak pada mood atau keadaan saat ini. Bukan sepenuhnya ingin pergi, tetapi ingin lebih abadi seperti apa yang mungkin menjadi magnet hati. Keadaan seperti ini saat seseorang lupa akan cara berfikir panjang. Terlalu mendramatisirkan keadaan, entah sadar atau tidak. Waktu itu segalanya, dia bisa merubahmu tapi kamu tidak pernah bisa untuk merubahnya. Sesering mungkin mencoba menjauh, semakin sulit untuk menjauh. Kesan percuma pun tertulis, bahwa sepertinya terlihat semakin dekat memang harus semakin menjauh. Tetapi tidak semua terkesan negatif, percaya akan ada waktu yang indah. Bukan seperti semua bayangan negatif yang hanya tertuang dalam tulisan, hati, atau fikiran saja. Waktu itu rahasia, dan kita hidup penuh dengan rahasia. Maka dari itu kenapa terkadang hidup ini penuh sandiwara. Ceritanya tak selalu sama dan mungkin dibuat berbeda oleh orang lain yang bermaksud menjatuhkan. Sesungguhnya mereka tidak lebih dari orang-orang yang melihat bahwa hidupmu jauh lebih menarik dari mereka. Sebenarnya jika difikir dengan logika, menjatuhkan itu untungnya apa? Nihil. Tuhan menciptakan setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan dimana orang lain yang tulus dapat menutupi kelemahanmu dan terlihat sebagai kelebihan.Tergolong waktu, apapun itu, asal kepercayaan dan rasa yakin itu tertata dan terbangun. Semua pasti ada waktunya dan memliki ceritanya tersendiri. Cukup menarik, menunggu waktu yang memang waktunya dengan menghabiskan segala sesuatunya dengan berbagi dan meberi kasih satu sama lain.

JANGAN MEMBAYANGKAN SEKETIKA KAMU TIDAK DAPAT MENDEFINISIKAN KEADAANMU SEHINGGA KAMU SEPERTI MERUMITKAN REALITA YANG ADA. –Mira Zahara

JANGAN MENYIA-NYIAKAN WAKTU. WAKTU AKAN LEBIH MENGHARGAI JIKA KAMU BISA MENGERTI DAN MAU LEBIH MENGHARGAI SETIAP DETIKNYA. –Mira Zahara

Monday 18 February 2013

Segala Sesuatu Tentang Hidup Adalah Sebuah Pilihan


Hidup di waktu fajar menjelma. Memulai hari saat matahari sedang terbit indah yang biasa kita sebut “sunrise”. Dini hari yang tadi terlihat gelap, kini telah menampakkan sinar birunya. Memulai aktivitas setiap harinya seperti melangkahi berjuta jalan yang telah disediakan untuk mencapai tujuan. Entah, sebenarnya apa yang setiap orang lakukan itu mempunyai perbedaan definisi dengan maksud fikiran. Perjalanan ke masa depan memang seperti fatamorgana yang menjelma seketika menghidupkan kembali dunia. Seberapa besar kehidupan yang kita jalani itu semua berasal dari segala pilihan yang tergolong membulat bagai ikatan satu sama lain, walaupun setiap permasalahan tentu saja mempunyai pilihan dan ceritanya yang berbeda-beda. Berbicara tentang pilihan, tentu sama halnya dengan membicarakan perjalanan hidup. Sebesar apa berartinya sebuah kehidupan, semua tak lepas dari seberapa besar seseorang berani melihat resiko pilihannya tanpa menengok sisi negatif yang ada dibelakangnya. Pilihan seperti menopang hidup, pilihan masa depan yang bisa kapan saja orang lain beranggapan tentang alur ceritanya. Hidup itu memilih satu dari banyaknya pilihan yang ada. Dan kita selalu membuat pilihan itu membual semakin banyak, padahal pada akhirnya akan hanya ada satu yang akan terpilih dan dipilih. Itu semua karena otak kita memikirkan semua kemungkinan yang dapat kita raih. Terlepas dari segala keinginan, yang semua orang pasti tau sifat manusia adalah “tidak pernah puas”. Apalah artinya sebuah hidup jika tidak diisi dengan hal-hal yang selayaknya kita lakukan. Hidup itu akan terasa jika semuanya berjalan seimbang. Tidak harus dengan selalu merasa senang dan melakukan banyak hal gembira yang membuat hidup lebih terasa. Malahan semua itu akan terasa monoton, mengapa? Karena hidup itu harus dapat merasakan duka, sedih, terjatuh, terhempas, dan terlempar. Tanpa semua itu apalah arti hidup. Hidup butuh pelajaran. Bukan hanya sekedar harus selalu berada diatas. Terlintas sudah jalan setapak setiap orang akan melalui apa dan bagaimana. Kita menginginkan sesuatu, semua itu banyak jalannya dan dari pilihanlah kita dapat menentukan arah mana yang memang harus kita lalui dan jalan mana yang akan kita tempuh sesuai dengan kemampuan kita. Perbatasan tembok harapan, berbagai rintangan, harus terlalui meskipun mungkin sakit awalnya. Tetapi kita harus tau, setiap pilihan mempunyai resiko. Terlebih jika kita salah memilih, mungkin itu karena kita belum bisa sedikit menerka tentang proses pilihan yang pencapaiannya kita lalui itu. Belajar dari segala sesuatu yang salah, mencoba lebih memikirkan keadaan, menerawangan banyaknya pilihan, dan dapat lebih melihat setiap resikonya. Segala sesuatu yang kita pilih, itu adalah hidup kita. Jadi, jangan pernah menyesali segala pilihan yang telah terpilih. Sekalipun itu salah, jalani saja. Sesungguhnya, semua yang kita lakukan mempunyai hikmah tersendiri. Melampaui batas, pemikiran jernih selalu terlihat dan terpilih oleh orang-orang yang mau berusaha dan selalu berfikir bahwa ia bisa, tanpa harus menyesali kegagalan, tapi melihat kegagalan itu sebagai pelajaran dan bangkit dari keterpurukan yang dapat menghitamkan pekatnya abu di kehidupan.


”Kita hidup untuk memilih dan dipilih. Bukan menyia-nyiakan pilihan yang kita sendiri belum tau akan seperti apa nantinya.” –Mira Zahara


Tuesday 12 February 2013

Bertahan Dan Berjalan Sendiri

Menjelajahi sesuatu, memasuki suatu ruangan hampa tanpa ada jawaban yang pasti dalam kesendirian itu rasanya sangat penat dan hampa. Menatap setiap langit dindingnya, berfikir sejenak melihat ke arah sekelilingnya. Ia paham, ditempat itu memang ada kamu, tetapi kamu disitu hanya berbicara seperti apa adanya keadaan bukan seperti apa yang sudah menjadi tujuannya mendatangi kamu. Menjelajahi dunia hampa itu bukan hal yang mudah. Meskipun perkenalan terjalin lama, kenyamanan itu belum cukup hadir lebih peka. Ia berusaha berjalan lebih jauh dan semakin jauh agar kenyamanan bisa terjalin lepas, bukan terpaksa. Terkadang ia menerka-nerka akan fikiranmu yang mungkin berisi “kenapa baru sekarang? Kenapa gak dari dulu aja?” mau seberapa sering pertanyaan itu terlontar? Terlontar atas segala fikiran yang bergelut dan pasti bercampur negatif diotakmu tentang apa maksud kehadirannya sekarang. Sebenarnya tidak pernah ingin hadir di waktu yang salah, hanya saja ia tidak mungkin menyimpan sesuatu itu sendiri. Karna memendam itu hanya dapat menyakiti diri sendiri. Siapa yang akan tau sesuatu itu akan hadir kapan? Ia sadar, waktu dan keadaannya memang sudah salah. Tetapi mengapa kamu seolah-olah membuat ia makin berusaha menjelajah tempat itu. Merespon sebaik mungkin hingga ia dapat bertahan. Menelaah setiap jalannya, berliku dan berkelok-kelok. Separuh jalan, kamu dapat menemaninya hingga ujung pun mungkin sedikit demi sedikit mulai terlihat. Tiba-tiba setengah perjalanan itu kamu meninggalkannya begitu saja. Ia bingung mengapa tiba-tiba kamu menghilang dan meninggalkannya sendiri? Padahal kamu telah membawanya hingga separuh perjalanan tempat itu. Sekarang tidak mungkin ia untuk kembali lagi ke asalnya. Mungkin karna bingung, ia memutuskan tetap bertahan dan berjalan sendiri hingga mungkin ia dapat menemukanmu dalam keadaan sendiri mencarinya atau malah sudah sampai pada akhir bersama orang lain. Bertahan dan berjalan tanpa tertoleh sedikitpun memang tidak enak. Tetapi setiap pilihan itu mempunyai resikonya masing-masing. Mungkin ia harus belajar dari apa yang telah ia pilih. Tetapi setidaknya, jangan pernah kamu ingin membawa dan mengantarkan seseorang hingga dapat sampai ke tempatmu padahal kamu tidak berniat untuk mengantarnya hingga sampai ke tujuannya. Berbahagialah mereka yang dapat bertahan di saat menerima. Dan pesan akhirnya, bertahan dan berjalan sendiri itu sungguh tidak mengenakkan.......

"Ketika dia terus buatmu terluka, ingatlah: rasa sakit karena bertahan lebih besar daripada rasa sakit jika kamu melepaskan." - Anonim

"Ketika kamu dalam hubungan yang buruk, kamu tak pernah DIPAKSAKAN untuk bertahan. Kamu harus cukup kuat untuk katakan ENOUGH IS ENOUGH." - Anonim

"Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati. Ketika kamu lahir, kamu menangis dan semua orang di sekeliling kamu tersenyum. Hiduplah dengan hidupmu,jadi ketika kamu meninggal, kamu satu-satunya yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kamu menangis." - Anonim

"Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Bisa semenit/setahun. Namun jika menyerah rasa sakit itu akan terasa selamanya." - Anonim

"Dalam hidup, kamu tak bisa menghindari rasa sakit, tapi kamu bisa memilih apakah sakit itu mendewasakanmu atau buatmu terpuruk." - Anonim