Fakta dan cerita. Dua hal yang selalu berdampingan, tetapi
kadang tak sama dan bertolak belakang. Fakta, suatu kenyataan yang ada. Bukan dibuat
mengada-ada. Bukan juga dirangkai semudah bercerita. Kehidupan kita ini adalah cerita,
tetapi keseharian kita adalah fakta. Mengapa? Kehidupan ini kita jalani dengan
banyak pilihan, memilih, dan dipilih oleh pilihan. Ini semua bukan keinginan
kita, tetapi memang sudah dikehendaki oleh Tuhan. Jika suatu hal yang berbeda
dengan kenyataan atau fakta hidup kita, semua itu dapat jadi cerita yang
berbeda dan dapat menjadi bumerang untuk kita sendiri kepada orang lain.
Kenali dulu siapa dirimu,
Jangan hanya dapat menilai seseorang dengan melihat sisi
fikiranmu itu. Tapi coba kenali dirimu terlebih dahulu. Bagaimana bisa kamu mengenali
seperti apa seseorang, jika kamu sendiri tidak bisa mengenali seperti apa
dirimu. Mereka hanya dapat menilai, bukan mengenali. Mengenali itu hanya dapat
kamu lakukan sendiri, karena semua pilihanmu ada pada dirimu. Tentu kita bukan
mahluk yang hidup sendiri. Tentu apa yang kita lakukan selama ini adalah
pondasi yang sedang kita bangun untuk masa depan kita kelak. Nah, pondasi yang
selama ini kamu telah bangun tentu saja hasil dari pilihan yang dulu kamu pilih.
Bukan tidak mungkin, dari apa yang selama ini kamu jalani tidak bisa kamu
kenali. Mengenali seperti apa diri sendiri itu, hanya dapat dilakukan oleh
orang-orang yang di sisi lainnya terfikir tentang apa dan bagaimana hidupnya. Membayangkan
dan mengingat apa yang pernah dia lakukan dulu. Dari situlah, muncul suatu
pemikiran dimana hanya kamu yang dapat merubah apa yang kini telah jadi
penyesalanmu dan ingin kamu ubah.
Yang kita jalani selama ini tentu selalu ada orang di sekeliling
kita yang entah mendukung, menyemangati, membantu, bahkan mencibir dan
membenci. Karena sebaik-baiknya seseorang, sangat tidak mungkin jika ia tidak
mempunyai seorang haters. Kadang, kebaikan-kebaikan yang sudah banyak dilakukan dapat langsung
tertutup dengan satu kesalahan saja. Tetapi, semua itu sangat egois bukan? Memang,
mungkin saat diposisi itu kita terlihat dan merasa posisi kita rumit. Ingin membenci,
itu sangat jahat. Tetapi tidak membenci, berarti kita terlihat pasrah akan apa
yang orang lain lakukan pada kita. Rumit dan membingungkan. Belajarlah untuk
menilai seseorang bukan dari satu kesalahan atau beberapa kesalahannya saja,
tetapi lihatlah ketika di suatu waktu dia pernah menjadi bagian dari hidupmu.
“Kenali seseorang bukan dari cerita, melainkan dari
fakta. Sesungguhnya kamu juga salah satu peran yang mengubah hidup seseorang.
Dimana alur hidupmu dan alur hidup seluruh jagat raya ini sama, hanya saja kita
semua menjalaninya dengan berbeda. Jadi, kenali juga dirimu sendiri terlebih
dahulu sebelum mengenali seseorang. Dan lihatlah kehidupanmu, kehidupan kita,
dan kehidupan mereka dari fakta, bukan cerita yang bisa kapan saja terus
berkata tanpa dapat diam.”