Tidak terdefinisi kalimat,tapi terdefinisi angan. Tidak
terlihat kasat mata,tapi terlihat logika. Tidak menjelma nyata,tapi teraba
jiwa. Tidak tertuang kata,tapi tertuang dalam rasa. Iya itu seperti definisi
perasa. Perasa yang seolah tau akan sebuah rasa,tapi tidak tau akan dibawa
kemana angan-angannya. Tau akan kembali semula,tapi tidak tau waktu jangka
kembalinya. Kadang terengah sedikit. Ini berarti terlalu,terlalu merasakan. Padahal
yang banyak orang tau,sesuatu yang terlalu atau berlebihan itu tidak pernah
baik. Bukan semata-mata menyalahkan perasaan,tapi hati juga tidak akan
segalanya bisa membenarkan semuanya. Logika,akal,otak dan kadang semua itu bisa menjadi penyeimbang. Bukan selalu,tapi
jarang untuk selalu benar. Hati kecil memang patut untuk didengarkan,tapi tidak
selalu untuk dibenarkan. Kata hati mempunyai sifat yang abstrak,tidak terlihat
tapi mempunyai makna. Tidak berwarna tapi mempunyai arti nyata. Tidak selamanya
yang terlihat kasat mata akan selalu terlihat baik, sebenarnya sesuatu yang
indah itu terkadang sesuatu yang tidak terlihat,namun bisa dirasakan. Tidak selalu
bisa untuk bersandar,ketika akal dan fikiran bisa menjauh dari angan. Seolah-olah
merubah individu menjadi bagian yang berkeping entah akan terbang oleh angin
atau akan tertiup individu lainnya. Bukan berarti akan selalu merasa,dan tidak
juga kehilangan rasa. Melainkan bisa lebih cepat menangkap makna,ketika yang
lainnya belum dapat mengerti apa maksudnya. Kadang lebih banyak yang tidak
ingin merasakan,daripada merasakan. Semua tinggal dan pergi itu mempunyai
alasan,bukan semata-mata hanya langsung menjejaki kemudian pergi ke tempat lain
hanya untuk mencari kesenangan tersendiri. Jangan membuat diri selalu menjadi
individu yang perasa. Terkadang, itu akan membuatmu tak tau tempatmu berada
sekarang. Yang terpenting itu bukan
dimana posisi yang sekarang, tapi kemana akan pergi dari tempat yang sekarang.
Saturday 15 June 2013
Friday 1 March 2013
Penyesalan Bukan Akhir, Jika Masih Ada Kesempatan Apa Salahnya Mencoba Kembali
Dulu,
ketika kamu mencoba mendekati apa yang sudah menjadi keinginanmu rasanya
sah-sah saja. Kamu suka, ingin mencoba, dan segala usaha bisa kamu lakukan.
Mengarah terus, hingga mungkin kamu terlihat (hampir) berhasil mendapatkannya.
Akan tetapi, mungkin saat itu rasanya apa yang kamu inginkan belum siap untuk bisa
dimiliki kamu. Seperti yang banyak terdengar “Terkadang apa yang kita
inginkan, bukanlah kebutuhan kita.” Tetapi rasanya teori itu hanya
dapat dicerna tergantung dari keadaan dan waktu pada saat itu. Tidak selamanya
yang kamu inginkan tidak menjadi kebutuhanmu. Hanya saja saat itu mungkin itu
semua belum begitu berguna. Waktu itu segalanya, jadi apapun yang kamu dapatkan
semua sudah mempunyai waktunya kapan dan seperti apa kamu akan mendapatkannya.
Setelah mungkin kamu lelah meraihnya, akhirnya kamu memilih untuk tidak lagi
berurusan dengan hal yang awalnya kamu inginkan tersebut. Setelah kamu mampu
menemui banyak hal yang mungkin dapat membantu kamu untuk berpindah (kayak move
on gitu) ya rasanya alami dan memang harus terjadi seperti itu. Tapi pada suatu
saat, apa yang dulu kamu inginkan rasanya tertarik kembali untuk dapat kamu
miliki. Dan kamu sedikit menoleh dan melihatnya. Mungkin kamu masih ragu, karna
dulu kamu telah berjuang yang pada akhirnya tidak kamu dapatkan. Untuk
meraihnya lagi, kini kamu harus dapat berfikir dua kali lagi bukan? Wajar jika
seperti itu. Pengalaman itu pelajaran, jadi memang usaha yang belum berbuah
bisa dijadikan sebagai pelajaran saat kamu ingin menanamnya kembali agar dapat
kamu petik hasilnya. Akhirnya kamu mungkin memutuskan untuk melihat kembali
keinginan semu yang dulu. Mencoba memperbaiki, tapi pada saat itu pilihan yang
kamu inginkan terlalu banyak sehingga kamu sendiri terlihat bingung akan
memilih yang mana. Kebingungan bukan saat yang tepat untuk memilih. Saat
mungkin kamu dalam keadaan bingung, kamu malah memberanikan diri untuk langsung
memilih. Sesungguhnya setiap pilihan yang tanpa didasari pemikiran panjang
tidak akan bertahan lama. Dan kini kamu menghempaskan apa yang kamu inginkan
dulu, mungkin sekarang apa yang kamu inginkan dulu masih bisa kamu raih kembali
selagi masih ada celah dan kesempatan. Tidak semua kesempatan dapat kembali
berulang kali. Penyeselan bukan akhir, jika kamu masih mau untuk berusaha
memiliki dan dimiliki apa yang awalnya kamu inginkan dan kini apa yang kamu
inginkan juga ingin untuk kamu miliki. berjuang saja. Sampai akhirnya kamu akan
dibahagiakan pilihanmu dan dapat menjaga dan dijaga dengan samasama ingin
memiliki. Berjuang sendiri memang tak pernah membahagiakan, tapi berusaha untuk
dapat berjuang bersama akan mewujudkan kebahagiaan yang mungkin telah tersimpan
lama.
“Jangan selalu melihat sesuatu hanya dari kasat mata
dan omongan orang. Tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan, agar kamu
mengetahui apa yang ingin kamu ketahui. Bukan diam dan hanya bisa melihat tanpa
ingin berusaha tau.” –MZ
“Ketika kamu ingin kembali, yakinkan dirimu bahwa kali
ini kamu bisa mendapatkannya. Bukan malah melepaskannya kembali dan tidak mau
mengakui sesuatu hanya karna gengsi. Apalah arti sebuah gengsi jika hanya dapat
diam dan tidak memperjelas isi fikiran&hati?” –MZ
Friday 22 February 2013
Semua Itu Punya Waktu, Yakin Aja
Berharap setiap harinya menjadi lebih baik dari hari sebelumnya.
Melalui setiap waktu dengan menentukan jalannya sendiri. Rasanya hari makin
hari bukan hanya senang, tetapi sedih juga merembet perlahan dengan terang. Seperti
terlihat jikalau sedih itu matahari, mungkin senang itu hujan. Untuk mencapai
tujuan yang baik, berarti keduanya harus berjalan beriringan dan seimbang agar
dapat meghasilkan pelangi nan indah seperti harapan yang terlapis sulit
ditempuh saat jatuh bangun harus menemani. Terukir jelas, keinginan seperti ini
masih terlihat (mungkin) semu. Terlalu abu dan seperti warna putih yang berada
di hitam pekatnya warna. Untuk berfikir saja kadang tidak bisa sepenuhnya bisa
terfokus pada satu hal. Tertuang dalam hati, kadang sesak pun bisa terasa saat
waktu banyak terbuang dan penyesalan menjadi kebiasaan. Semua menjadi terlihat
pilihan dilema yang tak bertuan hingga akarnya. Terkadang banyak pertanyaan
yang ingin mencari tau jawabannya dalam diri, tapi tak semua terjawab lepas dan
sesuai maksud hati. Terkadang hati mempunyai berbagai macam mood yang mungkin
jika secara nyata kita menyebutnya hati sedang tidak dalam keadaannya (baik). Serasa
ingin lenyap, hilang, jauh dan pergi asal tidak pada mood atau keadaan saat
ini. Bukan sepenuhnya ingin pergi, tetapi ingin lebih abadi seperti apa yang mungkin
menjadi magnet hati. Keadaan seperti ini saat seseorang lupa akan cara berfikir
panjang. Terlalu mendramatisirkan keadaan, entah sadar atau tidak. Waktu itu
segalanya, dia bisa merubahmu tapi kamu tidak pernah bisa untuk merubahnya. Sesering
mungkin mencoba menjauh, semakin sulit untuk menjauh. Kesan percuma pun
tertulis, bahwa sepertinya terlihat semakin dekat memang harus semakin menjauh.
Tetapi tidak semua terkesan negatif, percaya akan ada waktu yang indah. Bukan seperti
semua bayangan negatif yang hanya tertuang dalam tulisan, hati, atau fikiran
saja. Waktu itu rahasia, dan kita hidup penuh dengan rahasia. Maka dari itu
kenapa terkadang hidup ini penuh sandiwara. Ceritanya tak selalu sama dan
mungkin dibuat berbeda oleh orang lain yang bermaksud menjatuhkan. Sesungguhnya
mereka tidak lebih dari orang-orang yang melihat bahwa hidupmu jauh lebih
menarik dari mereka. Sebenarnya jika difikir dengan logika, menjatuhkan itu
untungnya apa? Nihil. Tuhan menciptakan setiap orang mempunyai kelebihan dan
kekurangan dimana orang lain yang tulus dapat menutupi kelemahanmu dan terlihat
sebagai kelebihan.Tergolong waktu, apapun itu, asal kepercayaan dan rasa yakin
itu tertata dan terbangun. Semua pasti ada waktunya dan memliki ceritanya
tersendiri. Cukup menarik, menunggu waktu yang memang waktunya dengan
menghabiskan segala sesuatunya dengan berbagi dan meberi kasih satu sama lain.
JANGAN MEMBAYANGKAN SEKETIKA KAMU TIDAK DAPAT
MENDEFINISIKAN KEADAANMU SEHINGGA KAMU SEPERTI MERUMITKAN REALITA YANG ADA. –Mira
Zahara
JANGAN MENYIA-NYIAKAN WAKTU. WAKTU AKAN LEBIH
MENGHARGAI JIKA KAMU BISA MENGERTI DAN MAU LEBIH MENGHARGAI SETIAP DETIKNYA. –Mira
Zahara
Subscribe to:
Posts (Atom)