Saturday 15 June 2013

PERASA

Tidak terdefinisi kalimat,tapi terdefinisi angan. Tidak terlihat kasat mata,tapi terlihat logika. Tidak menjelma nyata,tapi teraba jiwa. Tidak tertuang kata,tapi tertuang dalam rasa. Iya itu seperti definisi perasa. Perasa yang seolah tau akan sebuah rasa,tapi tidak tau akan dibawa kemana angan-angannya. Tau akan kembali semula,tapi tidak tau waktu jangka kembalinya. Kadang terengah sedikit. Ini berarti terlalu,terlalu merasakan. Padahal yang banyak orang tau,sesuatu yang terlalu atau berlebihan itu tidak pernah baik. Bukan semata-mata menyalahkan perasaan,tapi hati juga tidak akan segalanya bisa membenarkan semuanya. Logika,akal,otak dan kadang semua itu  bisa menjadi penyeimbang. Bukan selalu,tapi jarang untuk selalu benar. Hati kecil memang patut untuk didengarkan,tapi tidak selalu untuk dibenarkan. Kata hati mempunyai sifat yang abstrak,tidak terlihat tapi mempunyai makna. Tidak berwarna tapi mempunyai arti nyata. Tidak selamanya yang terlihat kasat mata akan selalu terlihat baik, sebenarnya sesuatu yang indah itu terkadang sesuatu yang tidak terlihat,namun bisa dirasakan. Tidak selalu bisa untuk bersandar,ketika akal dan fikiran bisa menjauh dari angan. Seolah-olah merubah individu menjadi bagian yang berkeping entah akan terbang oleh angin atau akan tertiup individu lainnya. Bukan berarti akan selalu merasa,dan tidak juga kehilangan rasa. Melainkan bisa lebih cepat menangkap makna,ketika yang lainnya belum dapat mengerti apa maksudnya. Kadang lebih banyak yang tidak ingin merasakan,daripada merasakan. Semua tinggal dan pergi itu mempunyai alasan,bukan semata-mata hanya langsung menjejaki kemudian pergi ke tempat lain hanya untuk mencari kesenangan tersendiri. Jangan membuat diri selalu menjadi individu yang perasa. Terkadang, itu akan membuatmu tak tau tempatmu berada sekarang.  Yang terpenting itu bukan dimana posisi yang sekarang, tapi kemana akan pergi dari tempat yang sekarang.

Friday 1 March 2013

Penyesalan Bukan Akhir, Jika Masih Ada Kesempatan Apa Salahnya Mencoba Kembali


Dulu, ketika kamu mencoba mendekati apa yang sudah menjadi keinginanmu rasanya sah-sah saja. Kamu suka, ingin mencoba, dan segala usaha bisa kamu lakukan. Mengarah terus, hingga mungkin kamu terlihat (hampir) berhasil mendapatkannya. Akan tetapi, mungkin saat itu rasanya apa yang kamu inginkan belum siap untuk bisa dimiliki kamu. Seperti yang banyak terdengar “Terkadang apa yang kita inginkan, bukanlah kebutuhan kita.” Tetapi rasanya teori itu hanya dapat dicerna tergantung dari keadaan dan waktu pada saat itu. Tidak selamanya yang kamu inginkan tidak menjadi kebutuhanmu. Hanya saja saat itu mungkin itu semua belum begitu berguna. Waktu itu segalanya, jadi apapun yang kamu dapatkan semua sudah mempunyai waktunya kapan dan seperti apa kamu akan mendapatkannya. Setelah mungkin kamu lelah meraihnya, akhirnya kamu memilih untuk tidak lagi berurusan dengan hal yang awalnya kamu inginkan tersebut. Setelah kamu mampu menemui banyak hal yang mungkin dapat membantu kamu untuk berpindah (kayak move on gitu) ya rasanya alami dan memang harus terjadi seperti itu. Tapi pada suatu saat, apa yang dulu kamu inginkan rasanya tertarik kembali untuk dapat kamu miliki. Dan kamu sedikit menoleh dan melihatnya. Mungkin kamu masih ragu, karna dulu kamu telah berjuang yang pada akhirnya tidak kamu dapatkan. Untuk meraihnya lagi, kini kamu harus dapat berfikir dua kali lagi bukan? Wajar jika seperti itu. Pengalaman itu pelajaran, jadi memang usaha yang belum berbuah bisa dijadikan sebagai pelajaran saat kamu ingin menanamnya kembali agar dapat kamu petik hasilnya. Akhirnya kamu mungkin memutuskan untuk melihat kembali keinginan semu yang dulu. Mencoba memperbaiki, tapi pada saat itu pilihan yang kamu inginkan terlalu banyak sehingga kamu sendiri terlihat bingung akan memilih yang mana. Kebingungan bukan saat yang tepat untuk memilih. Saat mungkin kamu dalam keadaan bingung, kamu malah memberanikan diri untuk langsung memilih. Sesungguhnya setiap pilihan yang tanpa didasari pemikiran panjang tidak akan bertahan lama. Dan kini kamu menghempaskan apa yang kamu inginkan dulu, mungkin sekarang apa yang kamu inginkan dulu masih bisa kamu raih kembali selagi masih ada celah dan kesempatan. Tidak semua kesempatan dapat kembali berulang kali. Penyeselan bukan akhir, jika kamu masih mau untuk berusaha memiliki dan dimiliki apa yang awalnya kamu inginkan dan kini apa yang kamu inginkan juga ingin untuk kamu miliki. berjuang saja. Sampai akhirnya kamu akan dibahagiakan pilihanmu dan dapat menjaga dan dijaga dengan samasama ingin memiliki. Berjuang sendiri memang tak pernah membahagiakan, tapi berusaha untuk dapat berjuang bersama akan mewujudkan kebahagiaan yang mungkin telah tersimpan lama.


“Jangan selalu melihat sesuatu hanya dari kasat mata dan omongan orang. Tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan, agar kamu mengetahui apa yang ingin kamu ketahui. Bukan diam dan hanya bisa melihat tanpa ingin berusaha tau.” –MZ

“Ketika kamu ingin kembali, yakinkan dirimu bahwa kali ini kamu bisa mendapatkannya. Bukan malah melepaskannya kembali dan tidak mau mengakui sesuatu hanya karna gengsi. Apalah arti sebuah gengsi jika hanya dapat diam dan tidak memperjelas isi fikiran&hati?” –MZ

Friday 22 February 2013

Semua Itu Punya Waktu, Yakin Aja


Berharap setiap harinya menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Melalui setiap waktu dengan menentukan jalannya sendiri. Rasanya hari makin hari bukan hanya senang, tetapi sedih juga merembet perlahan dengan terang. Seperti terlihat jikalau sedih itu matahari, mungkin senang itu hujan. Untuk mencapai tujuan yang baik, berarti keduanya harus berjalan beriringan dan seimbang agar dapat meghasilkan pelangi nan indah seperti harapan yang terlapis sulit ditempuh saat jatuh bangun harus menemani. Terukir jelas, keinginan seperti ini masih terlihat (mungkin) semu. Terlalu abu dan seperti warna putih yang berada di hitam pekatnya warna. Untuk berfikir saja kadang tidak bisa sepenuhnya bisa terfokus pada satu hal. Tertuang dalam hati, kadang sesak pun bisa terasa saat waktu banyak terbuang dan penyesalan menjadi kebiasaan. Semua menjadi terlihat pilihan dilema yang tak bertuan hingga akarnya. Terkadang banyak pertanyaan yang ingin mencari tau jawabannya dalam diri, tapi tak semua terjawab lepas dan sesuai maksud hati. Terkadang hati mempunyai berbagai macam mood yang mungkin jika secara nyata kita menyebutnya hati sedang tidak dalam keadaannya (baik). Serasa ingin lenyap, hilang, jauh dan pergi asal tidak pada mood atau keadaan saat ini. Bukan sepenuhnya ingin pergi, tetapi ingin lebih abadi seperti apa yang mungkin menjadi magnet hati. Keadaan seperti ini saat seseorang lupa akan cara berfikir panjang. Terlalu mendramatisirkan keadaan, entah sadar atau tidak. Waktu itu segalanya, dia bisa merubahmu tapi kamu tidak pernah bisa untuk merubahnya. Sesering mungkin mencoba menjauh, semakin sulit untuk menjauh. Kesan percuma pun tertulis, bahwa sepertinya terlihat semakin dekat memang harus semakin menjauh. Tetapi tidak semua terkesan negatif, percaya akan ada waktu yang indah. Bukan seperti semua bayangan negatif yang hanya tertuang dalam tulisan, hati, atau fikiran saja. Waktu itu rahasia, dan kita hidup penuh dengan rahasia. Maka dari itu kenapa terkadang hidup ini penuh sandiwara. Ceritanya tak selalu sama dan mungkin dibuat berbeda oleh orang lain yang bermaksud menjatuhkan. Sesungguhnya mereka tidak lebih dari orang-orang yang melihat bahwa hidupmu jauh lebih menarik dari mereka. Sebenarnya jika difikir dengan logika, menjatuhkan itu untungnya apa? Nihil. Tuhan menciptakan setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan dimana orang lain yang tulus dapat menutupi kelemahanmu dan terlihat sebagai kelebihan.Tergolong waktu, apapun itu, asal kepercayaan dan rasa yakin itu tertata dan terbangun. Semua pasti ada waktunya dan memliki ceritanya tersendiri. Cukup menarik, menunggu waktu yang memang waktunya dengan menghabiskan segala sesuatunya dengan berbagi dan meberi kasih satu sama lain.

JANGAN MEMBAYANGKAN SEKETIKA KAMU TIDAK DAPAT MENDEFINISIKAN KEADAANMU SEHINGGA KAMU SEPERTI MERUMITKAN REALITA YANG ADA. –Mira Zahara

JANGAN MENYIA-NYIAKAN WAKTU. WAKTU AKAN LEBIH MENGHARGAI JIKA KAMU BISA MENGERTI DAN MAU LEBIH MENGHARGAI SETIAP DETIKNYA. –Mira Zahara